Berita

Pemerintah Dorong Peningkatan Value Garam Sebagai Produk Unggulan KUKM

Jakarta - Pemerintah mendorong peningkatan value garam sebagai produk unggulan koperasi dan UKM. Upaya ini bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam nasional sehingga bisa mengurangi impor garam.

Deputi Produksi dan Pemasaran KemenkopUKM Victoria Simanungkalit mengatakan peningkatan value garam baik secara kualitas dan kuantitas dapat berdampak kemajuan koperasi dan UKM garam. Dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas, maka bisa mengurangi impor garam.

"Tingkatkan kualitas dan kuantitas garam agar bisa mengisi pasar garam nasional sehingga mengurangi impor garam dalam memenuhi kebutuhan garam nasional," katanya saat acara webinar 'Meningkatkan value garam sebagai produk unggulan koperasi dan UKM' di Jakarta, Senin (14/9/20).

Dalam mendorong peningkatan tersebut, Victoria menuturkan akan memberikan pendampingan teknis produksi garam dan pendampingan dalam membuat bisnis model. Bisnis model harus disusun dan dibuat dengan baik.

"KemenkopUKM dan pihak KKP akan berkolaborasi dalam mendampingi koperasi dan ukm yang menjadi produsen garam. Ini agar mereka bisa meningkatkan produksi dan mengembangkan bisnis modelnya," tuturnya.

UKM atau petani garam didorong untuk meningkatkan kualitas garam melalui pendampingan yang baik. Hal ini juga harus didukung dengan tenaga pendamping bisnis yang membantu menyusun bisnis model.

"Pendamping bisnis yang handal yang bisa membuat rencana bisnis yang baik dan bisnis model yang sesuai dengan segmen pasar yang bisa disasar. Ini akan mampu meningkatkan value garam sebagai produk unggulan," katanya.

Dia menambahkan pemerintah juga menjadi offtaker bagi koperasi dan UKM yang menjadi produsen garam. Pola ini dilakukan melalui aplikasi bela pengadaan dimana pemerintah mendorong koperasi dan UKM menjadi penyedia kebutuhan pemerintah.

"Dana belanja pemerintah mencapai 730 triliun. Ini peluang dan kesempatan yang harus diambil oleh koperasi dan UKM sehingga produknya bisa terserap," tambahnya.

Kebijakan lain yang diambil pemerintah yakni mendorong kemitraan atau jejaring. Kemitraan antara koperasi dan UKM garam dengan koperasi dan UKM yang memerlukan garam sebagai bahan produksi produknya. Misalnya, UKM garam bermitra dengan UKM ikan asin dan UKM makanan dan minuman.

"Kita ciptakan value change antar UKM garam dengan UKM minuman dan ikan asin. Nah hal ini diperlukan dalam membuat bisnis model yang terukur," ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya juga mendorong UKM garam melek digital. Digitalisasi UKM garam ini perlu dikembangkan agar bisa memasarkan produk garam secara luas.

Victoria mengharapkan pandemi ini bisa mendorong koperasi dan UKM berbenah diri sehingga bisa lebih siap menghadapi masa AKB atau era New Normal. Koperasi dan UKM harus memulai melakukan revitalisasi kapasitas untuk capai bisnis yang efisien dan skala ekonomi dalam bisnisnya.

"Revitalisasi kapasitas produksi agar bisa mencapai skala ekonomi dan bisnis yang efisien. Koperasi juga diharapkan menggandeng UKM garam agar bisa mengisi pasar nasional sehingga bisa mengurangi impor garam," pungkasnya.

Sumber: 
Humas DKUKM
Penulis: 
surianto
Fotografer: 
surianto
Bidang Informasi: 
KUKM