Berita

Koperasi Sawit Sebagai Wadah Berhimpun Roda Ekonomi Petani

Pangkalpinang - Sebagaimana diketahui, keanggotan petani dalam kelembagaan ekonomi baik untuk produksi maupun pemasaran baru mencapai 17,4% - 36,7%. Padahal kelambagaan ekonomi petani memiliki peran strategis dalam membantu petani sawit dalam meningkatkan produktivitas, kualitas hasil kebun dan harga produk yang diperoleh.
 
"Petani sawit memiliki peran penting. Untuk itu, petani harus diberdayakan untuk mendukung industri sawit nasioanl guna mendukung pencapaian sustainable development goals. Petani harus memiliki wadah kelembagaan yakni koperasi," kata Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi Dinas KUKM Prov Kep Bangka Belitung, Arpandi saat membuka Bimtek di Hotel Bangka City Pangkalpinang, Senin (23/9/19).  ujarnya.
 
Bimtek Pengembangan Koperasi Komoditi Unggulan diikuti sebanyak 34  Pengurus Koperasi Sawit se Babel. Bimtek ini  bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pengurus koperasi yang mengelola perkebunan sawit tentang industri kelapa sawit dan pengembangan usaha koperasi sawit. 
 
Dijelaskanya, koperasi sebagai lembaga ekonomi yang teroganisasi akan menciptakan peluang bargaining position yang relatif diperhitungkan dalam pemasaran produk. Koperasi juga bisa menjadi penyalur pupuk, penyalur bibit dan berperan penting dalam peremajaan (replanting).
 
"Koperasi berfungsi mengedukasi para petani menjadi lebih mandiri dan profesional. Koperasi juga dapat menyelenggarakan perencanan produksi, pemanfaatan teknologi, akses modal, pemeliharaan tanamaan dan pemasaran TBS dari anggota," jelasnya.
 
Untuk mewujudkan koperasi perkebunan agar berjalan optimal, menurutnya harus dilakukan penguatan lembaga-lembaga subsektor komoditas perkebunan. Membentuk kelompok perkebunan yang kuat dan mandiri dengan mendirikan koperasi perkebunan.
 
"Mendirikan koperasi petani sawit swadaya sebagai wadah berhimpun roda ekonomi petani. Sehingga mampu mendukung keberlanjutan dalam pengembangan ekonomi lokal," ujarnya.
 
Selain itu, penguatan koperasi perkebunan sawit harus diawali dari kelompok strategis yang sudah ada di masyarakat. Pada tahap permulaan, koperasi yang terorganisir akan menciptakan kebersamaan dalam memasarkan produk.
 
"Dengan adanya koperasi, penjualan hasil produksi tidak lagi memanfaatkan pihat ketiga, tetapi koperasi langsung menjual keperusahaan peneriman hasil produksi. Karena koperasi menjadi mitra perusahaan sekaligus mitra pemerintah dalam menyusun kebijakan tentang perkebunan sawit," pungkasnya.
Sumber: 
Humas DKUKM
Penulis: 
surianto
Fotografer: 
surianto
Bidang Informasi: 
KUKM