Produk Kuliner Halal Akan Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sebagai bangsa memiliki potensi alam yang bagus tentunya Indonesia menjadi salah satu tujuan para wisatawan dunia. Daya tarik pariwisata tidak hanya keindahan alam dan budaya saja. Namun produk kuliner baik makanan maupun minuman juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata. Para wisatawan atau traveler baik lokal maupun internasional yang berkunjung ke suatu daerah atau destinasi wisata selalu mencari kuliner khas dari daerah yang dikunjunginya.

Namun ada kalanya, produk kuliner yang halal dan telah tersertifikasi masih jarang ditemui disuatu destinasi wisata. Padahal ketersediaan kuliner atau produk makanan dan minuman menjadi salah satu faktor penting untuk menarik wisatawan berkunjung

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar menuturkan, makanan halal penting tersedia di destinasi wisata di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Menelaah pernyataan dari Ketua Halal Lifestyle Center tersebut menandakan bahwa makanan halal bukan lagi dikaitkan dengan proses. Namun kuliner halal sudah menjadi kebutuhan dan extended service bagi para traveler muslim.

Sebagaimana diketahui, potensi wisatawan atau traveler muslim dunia sangat besar. Berbagai negarapun berupaya untuk menggaet wisatawan muslim yang mencapai jutaan ini untuk mengunjungi negaranya, tak terkecuali Indonesia. Kita lihat saja, bagaimana Korea Selatan yang penduduk mayoritas nya bukan muslim, begitu giat menyediakan kuliner halal. Korea Selatan telah memiliki 200 restoran halal karena mereka ingin memberikan layanan kepada pelanggan, terutama pelanggan Muslim. Begitu juga dengan Bangkok.

Kedua negara tersebut bukanlah negara yang mayoritas penduduknya muslim. Namun mereka tetap saja menjadi salah satu tujuan wisata para traveler muslim karena mereka mempunyai banyak tempat kuliner halal.

Sebagai salah satu negara yang punya daya tarik wisata, Indonesia mempunyai potensi wisata halal yang besar mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam. Berdasarkan data The Pew Forum on Religion & Public Life tahun 2018, sebanyak 12,7 persen muslim di dunia ada di Indonesia. Sementara dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE), Indonesia juga tercatat sebagai Negara peringkat ke -2 pada produk makanan halal (halal food). Hal ini menunjukan bahwa konsumsi kuliner halal di Indonesia memiliki dominasi yang cukup besar dalam pasar syariah global.

Berdasarkan data pariwisata syariah di Indonesia mulai dari tahun 2013, yaitu terdapat 37 hotel syariah bersertifikasi dan sebanyak 150 hotel menuju operasi syariah. Demikian juga dengan restoran, dari 2.916 restoran, hanya 303 yang bersertifikat halal. Sebanyak 1.800 mempersiapkan diri sebagai restoran halal.

Dengan potensi yang dimilikinya tersebut, Kementerian Pariwisata RI menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara dengan 5 juta diantaranya adalah wisatawan Muslim. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah terus berupaya untuk mendorong semakin banyaknya produk kuliner halal yang tersedia dengan memberikan edukasi kepada pelaku usaha dan masyarakat terkait sertifikat halal. Hal ini guna menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen produk halal serta mewujudkan Indonesia sebagai destinasi wisata halal dunia.

Pemerintah juga memiliki dua strategi untuk mendorong jutaan produk halal dan meningkatkan kunjungan wisatawan muslim yakni melalui sertifikasi halal gratis dan pembangunan Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman dan Sehat). Program sertifikasi halal gratis dicanangkan pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dengan nama program self-declare .

Tak hanya BPJPH, Pemerintah Provnsi Kep Bangka Belitung pun setiap tahun memberikan fasilitasi sertifikat halal secara gratis sejak tahun 2017 hingga 2021 dengan jumlah sertifikat halal sebanyak 1.114. Pada tahun 2022 ini, Pemeritah Provnsi Kep Bangka Belitung akan memfasilitasi sebanyak 140 sertifikat halal. Fasilitasi sertifikat halal akan memberikan dampak yang besar kepada pelaku UMKM dan konsumen. Karena dengan adanya sertifikasi halal, tentu hal ini akan menggugurkan keraguan mereka (wisatawan) sehingga akan berdampak pada peningkatan penjualan dan wisata kuliner.

Sementara pada pembangunan Zona KHAS, Pemerintah Pusat melalui KNEKS bersama BPJPH, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan UKM, Pemda serta berbagai stake holder lain mengembangkan area bisnis kuliner yang sangat mendukung pariwisata. Pembangunan Zona KHAS ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen, mempercepat sertifikasi halal serta meningkatkan kesadaran dan kepercayaan pada halal lifestyle di masyarakat.

Sebagai destinasi wisata halal dunia, pemerintah juga  mendorong para pelaku usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan muslim. Pelayanan ini meliputi fasilitas yang harus memenuhi kebutuhan wisatawan muslim termasuk ketersediaan makanan halal di destinasi wisata. Artinya, makanan halal merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus disediakan daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata.

Layanan produk kuliner halal dalam suatu kawasan atau destinasi diyakini menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong peningkatan pariwisata kuliner. Produk kuliner halal dan kawasan kuliner halal memiliki potensi yang tidak hanya sebagai tempat makan tetapi juga menjadi destinasi wisata untuk menarik minat para wisatawan.

Berbagai fasilitasi dan kemudahan yang diberikan pemerintah. Diharapkan dengan berbagau upaya yang dilakukan ini, Indonesia bisa menjadi Produsen Produk Halal dunia yang memiliki jutaan produk halal dan menjadi destinasi wisata halal dunia. Indonesia akan mempunyai ratusan Zona KHAS yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata halal yang bermutu tinggi yang berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan muslim dan mampu mendorong pengembangan ekonomi masyarakat.

 

Tulisan ini dimuat di Media Cetak Negeri Laskar Pelangin Edisi 267 10 November 2022

Penulis: 
Surianto - Pranata Humas
Sumber: 
Media Laspela Edisi 267 Tgl 10 November 2022
File: 
AttachmentSize
PDF icon Laspela EDISI 267.pdf1.97 MB